Sultan Tak Ijinkan Tol Rusak Garis “Gaib” Merapi-Kraton-Laut Selatan, Ini Maksudnya
BNews—JOGJA— Pembangunan ruas jalan tol yang melintasi kawasan Jogjakarta masih terus dilakukan redesign. Salah satunya terkait permintaan Sultan HB X yang meminta supaya jalan tol tidak memotong garis imajiner atau garis lurus yang menghubungkan Merapi-Tugu-Kraton dan Laut Selatan.
Kepala Bappeda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Budi Wibowo menyebutkan, soal trase yang mendapat revisi juga kudu rampung di tahun ini. “Untuk jalan tol seperti beberapa trase yang berbenturan masih terus dibahas. Untuk sumbu imajiner pun harus diperhatikan betul,” ujarnya.
Diapun menyebut semua pembangunan infrastruktur akan menjadi prioritas.
Sementara, untuk pembangunan underpass Kentungan pun sampai saat ini tidak menjadi persoalan, meski tengah dalam proses pengerjaan. Akses jalan yang ditargetkan pada tahun 2020 dan 2021 diantaranya adalah JJLS.
Sebelumnya, Sultan HB X meminta desain tol dirubah. Karena memotong sumbu imajiner tersebut. . “Desain memang saya yang minta diubah, yang awalnya elevated menjadi at grade. Intinya di daerah situ (Monjali) tidak boleh pakai elevated, karena di situ sumbu imajiner. Kalau mau membangun ya diubah, kalau tidak mau ya sudah tidak usah dibangun saja,” katanya di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis 19 Desember 2019.
Sebagai informasi sumbu imajiner merupakan tata ruang Yogyakarta yang dirancang oleh pendiri Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) I. Sumbu imajiner ini melambangkan konsep Jawa-Islam yakni Manunggaling Kawula Gusti yang memiliki filosofi keselarasan, keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan jagad seisinya.
Sumbu imajiner ini merupakan garis lurus utara ke selatan, yakni Gunung Merapi-Keraton Yogyakarta-Laut Selatan. (her/wan)