Warga Lereng Mulai Titip Banda Karena Merapi Menggembung
BNews–JATENG-– Menggembungnya Gunung Merapi secara fluktuatif membuat warga lereng mulai ikuti program “Titip Bandaku”. Dimana para warga ini mengikuti arahan dan anjuran Pemerintah Kabupaten Klaten.
Program tersebut digagas oleh Dinas Arsip dan Perpustakan Kabupaten Klaten beberapa waktu lalu. Dan saat ini mulai mengoptimalkan keikutsertaan warga lereng Gunung Merapi dalam program tersebut.
“Program Titip Bandaku adalah program di mana masyarakat sekitar Gunung Merapi mengarsipkan dokumen untuk antisipasi saat Merapi erupsi. Hingga kini, ada 150 kepala keluarga (KK) di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang telah mengikuti program tersebut,” ungkap Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Klaten Syahruna,diutip Solopos (28/7/2020).
Dari 150-an KK yang sudah mengikuti program Titip Bandaku, lanjutnya bahwa petugas Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Klaten sudah mampu mengarsipkan 1.600 dokumen milik warga secara digital.
“Titip Bandaku ini ditujukan bagi warga yang berada di daerah rawan bencana. Seperti yang diketahui, kondisi Gunung Merapi seperti saat ini [menggembung]. Sudah ada 150-an KK yang ikut progam itu [jemput bola di Balerante]. Setelah Idul Adha nanti, kami lanjutkan jemput bola itu. Sasarannya, seluruh warga di tiga desa di lereng Gunung Merapi di Kecamatan Kemalang [Balerante, Sidorejo, dan Tegalmulyo],” paparnya.
Syahruna mengatakan program Titip Bandaku berawal dari keluhan warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi. Mereka memiliki pengalaman pahit menghadapi erupsi Gunung Merapi pada 2010.
Waktu itu, warga hanya berkonsentrasi menyelamatkan nyawa/keselamatan diri saat terjadi bencana. Sementara, data kependudukan tak begitu terurus.
DOWNLOAD MUSIK (KLIK DISINI)
Padahal, penyelamatan dokumen pribadi dinilai juga sangat penting. Hal itu termasuk, sertifikat tanah, KTP, kartu keluarga, BPKB, dan lainnya.
Berbekal program titip bandaku, arsip atau dokumen penting milik warga di lereng Gunung Merapi disimpan dalam bentuk digital. Seluruh dokumen di-scan dan hasilnya disimpan di Dinas Arsip dan Perpustakaan Klaten.
“Dengan cara seperti itu, masyarakat justru semakin aman. Kesadaran masyarakat di lereng Gunung Merapi dalam mengikuti program titip bandaku itu juga sudah terbentuk dengan baik. Kami pun juga sudah membuat ruang khusus tahan api guna menghadapi potensi kebakaran. Saat terjadi kebakaran, arsip di ruangan kami tetap aman,” ungkapnya. (*/islh)