Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Api Abadi Waisak Sudah Tiba di Candi Mendut Magelang, Siap Dikirab

BNews–MAGELANG– Api abadi yang diambil dari sumber api di Mrapen, Grobogan telah tiba di kompleks Candi Mendut, Magelang.

Api ini selanjutnya disemayamkan dan akan dipakai dalam puncak Hari Waisak di Candi Borobudur.

Api abadi ini tiba di kompleks Candi Mendut sekitar pukul 15.00 WIB. Selanjutnya oleh para biksu dan ketua Walubi dipakai untuk menyalakan lilin panca warna.

Para biksu kemudian menggelar ritual pradaksina dengan membawa api mengelilingi pelataran candi dan lorong Candi Mendut tiga kali.

Api ini selanjutnya disemayamkan di altar Candi Mendut. Nantinya api ini akan dipakai pada puncak perayaan Tri Suci Waisak.

“Api dharma ini akan digunakan sebagai salah satu sarana dalam agama Buddha untuk beribah. Api melmbangkan energi dan penerangan yang menerangi kehidupan,” katanya.

Sebelumnya ratusan umat Buddha dari Majelis Umat Nyingma Indonesia (MUNI) menggelar prosesi bersih-bersih diri di sumber air di sekitar Candi Pawon Magelang.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Ini merupakan bagian menyucikan diri sebelum mengikuti rangkaian peringatan Waisak 2567 di Candi Borobudur.

Ritual dan doa ini dilakukan umat Buddha dengan mengambil air dari sumber mata air yang disakralkan warga di sekitar Candi Pawon yang ada di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur.

Ketua Ritual Bante Lama Rama Santoso Liem mengatakan, prosesi diawali dengan kirap menuju sumber mata air, Selanjutnya melakukan puja bakti dengan melafadkan Paritta Suci di depan sumber mata air. Prosesi selanjutnya dengan membasuh muka tangan dan kaki oleh biksu dan umat.

“Tradisi nenek moyang sebelum ke candi harus membersihkan diri, cuci tangan, cuci kaki,” kata Liem, Jumat (2/6/2023). Umat Buddha juga melepas benih ikan di Sungai progo sebagai lambang kebebasan dan kembali ke alam. (*)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!