BMKG Ungkap Penyebab Suhu Dingin di Sejumlah Wilayah Indonesia
BNews—NASIONAL— Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait suhu dingin yang tengah mendera beberapa wilayah di Indonesia.
Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengatakan, cuaca dingin yang terjadi akhir-akhir ini adalah hal yang normal.
“Untuk kondisi saat ini, masih cukup normal dan seperti biasa adanya suhu dingin di Indonesia,” kata Miming, Minggu (17/7/2022).
Berdasarkan data suhu harian yang dimiliki BMKG, suhu udara di Indonesia sejak Sabtu (16/7/2022) pukul 07.00 WIB- Minggu (17/7/2022) pukul 07.00 WIB ada di rentang 14,2-21,5 derajat Celcius. Suhu terendah terdeteksi di Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega.
Miming menyebut, suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni Juli-September.
Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur yang berasal dari benua Australia di mana di sana tengah berlangsung musim dingin.
Ia melanjutkan, adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia. Hal ini dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.
Download Aplikasi BorobudurNews (klik disini)
Monsoon Dingin Australia bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin. Hal ini menyebabkan suhu yang dingin di beberapa daerah di Indonesia.
“Sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin,” lanjut dia.
Selain itu, hawa dingin juga terjadi akibat berkurangnya awan dan hujan yang berpengaruh terhadap pembentukan suhu rendah di malam hari.
“Tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer,” sebut Miming.
Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih awannya menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang langsung dilepas ke atmosfer luar. Dengan demikian, hal ini membuat udara yang ada di dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari. Kemudian, membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari. (*)
Sumber: Kompas.com