Kisah Gus Miek Ditempeleng Mbah Jogorekso Magelang, Karomah Dua Wali Jadzab

BNews–MAGELANG– Waliyullah punya gaya masing-masing, jatahnya beda-beda. Gaya unik dan nyentrik sering diarahkan pada para waliyullah yang jadzab.

Gus Miek Ploso Kediri dan Mbah Jogorekso Watucongol Magelang dikenal luas sebagai dua waliyullah yang nyentrik, unik. Tak sedikit menyebutnya wali jadzab.

Keduanya sejak kecil sudah masyhur dengan keunikan dan keistimewaan. Saat sama-sama masyhur, para kiai berebut mencarinya. Makam keduanya juga tak pernah sepi peziarah.

Gus Miek dan Mbah Jogorekso sama-sama punya mata batin yang jernih. Siapa saja yang bertemu atau membersamai keduanya akan merasakan beningnya mata batin itu. Bahasanya bisa seperti tak masuk akal, tapi maknanya sangat mendalam.

Kisah pertemuan Gus Miek dan Mbah Jogorekso terjadi dalam momen yang menegangkan secara lahiriah. Kalau dipahami secara mata lahir, seperti ada pertengkaran.

Saat itu, Gus Miek ditemani santrinya sowan menemui Mbah Jogorekso di Watucongol Magelang. Saat bertemu itu, Gus Miek langsung ditempeleng cukup keras. Pipi Gus Miek sampai tampak memerah.

Gus Miek kemudian mundur agak menjauh dari Mbah Jogorekso. Tetapi, Nyai Jogorekso yang saat itu berada di samping pintu justru menyuruh Gus Miek maju.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

“Gus, sampean maju lagi,” kata Nyai Jogorekso.

Gus Miek pun maju lagi lebih dekat, tetapi kembali ditempeleng lebih keras lagi sehingga matanya tampak berkaca-kaca menahan sakit.

Gus Miek mundur lagi, tetapi Nyai Jogorekso kembali menyuruhnya maju, bahkan lebih dekat lagi. Kembali Mbah Jogorekso menempeleng Gus Miek untuk yang ketiga kali, sehingga wajahnya tampak semakin merah.

Setelah ditempeleng untuk yang ketiga kalinya dan Gus Miek berniat maju lagi, Nyai Jogorekso mencegahnya.

”Sudah, Gus. Sudah cukup,” kata Nyai Jogorekso.

Saat Gus Miek hendak berpamitan pulang, Mbah Jogorekso memeluk Gus Miek cukup lama.

Semua yang menyaksikan sungguh merasa keran. Usia ditempeleng tiga kali, malah dipeluk dengan penuh kasih sayang.

Begitulah Mbah Jogorekso yang masyhur jadzab pada masanya. Saat ada tamu datang, Mbah Jogo berpakaian apa adanya, bahkan juga tidak pakai baju.

Saat Gus Miek yang sowan waktu itu, Mbah Jogorekso berpakaian sangat rapi bahkan duduk dan bertutur kata pun sangat sopan.

Masyarakat menengarai, bila ada tamu istimewa atau tamu itu kelak akan jadi orang besar, maka siap-siap saja tamu itu akan diuji tidak menyenangkan.

Sebaliknya, bila akan mengalami keburukan atau menjadi orang durhaka akan diuji dengan sesuatu yang menyenangkan.

Gus Miek datang diuji dengan tiga kali tempeleng yang menyakitkan. Sinyal Mbah Jogo, kelak Gus Miek jadi tokoh besar dan terbukti adanya.

Kisah Gus Miek dan Mbah Jogo ini dilansir dari bangkitmeda keislaman. (*)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: