Kisah Korban MLM Q Net (Part 1): Dikarantina 3 Bulan, Sehari Dikasih Makan Sekali
BNews—MAGELANG— Bisnis Multi Level Marketing (MLM) Q Net dibongkar kepolisian beberapa waktu lalu. Bisnis yang berafiliasi dengan judi online ini telah merenggut sejumlah korban.
Kepada borobudurnews, salah satu korban menceritakan detail perjalanannya dibujuk hingga mau bergabung dengan bisnis sistem Piramida ini. Bagaimana penuturannya ?
Korban minta namanya disamarkan. Sebut saja Bunga, usianya 19 tahun. Warga Magelang. Tiga bulan dia terjebak di bisnis yang tak pernah mendatangkan untung baginya.
Awal ceritanya, kejadian tersebut berlangsung 4 tahun lalu sekitar tahun 2015. Saat itu Bunga kelas satu sebuah SMK namun berhenti sekolah karena diajak bekerja oleh saudaranya disebuah Butik Pakaian di daerah Solo Jawa Tengah.
Saat itu Bunga dijanjikan kerja di sebuah Butik Pakaian di Solo, namun kenyataanya berbeda dan inilah awal mula tragedi Q Net yang dialaminya. “Saya dijanjikan kerja itu dan berangkat karena ibu saya mengijinkan dengan iming iming fasilitas terjamin,” katanya (7/9).
Bunga sempat merasa janggal setelah sampai di sebuah rumah di Solo.
“Saya merasa janggal, karena saat sampai menaruh barang saya mendengar saudara saya itu ditanya teman-temannya bawa barang apa dari rumah yang bisa digadaikan. Dan saudara saya menjawab barang-barang lama yang sudah tidak dipakai kan bisa dijual di pasar loak gitu,” imbuhnya.
Sehari kemudian, dia mengira sudah mulai masuk bekerja di sebuah Butik. Namun, ternyata dikumpulkan di sebuah Aula dengan orang-orang dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Dan ditempat itu disebutkan banyak orang-orang seperti perkumpulan orang yang akan mencari kerja.
BACA JUGA : POLISI BONGKAR PRAKTEK KEJAHATAN BISNIS Q NET
”Saya tidak tahu nama tempatnya karena baru sampai di Solo. Dan tidak lama dikumpulkan datang orang-orang berpakian rapi lengkap dengan jas dan dasinya dan langsung berteria Apa Kabar, dan semua orang didalam ruangan termasuk saudara saya menjawab “Orang Kaya”, ” ujarnya.
Sontak hal itu membuat Bunga tambah kaget dan bertanya-tanya. “Harusnya kan kalau ditanya Apa Kabar jawabnya baik, tapi ini jawabnya orang kaya,” ungkapnya.
Di dalam Aula tersebut Bunga mengatakan bahwa diberi tahu bagaimana cara kerjanya. “Disampaikan beberapa presentasi seperti rumus perdagangan menggunakan segitiga Bermuda. Dimana ada ketua, leader dan anggota, dimana leader tersebut memberi doktrin anggotanya agar percaya terhadap kerjaan dan betah tinggal jadi satu,” paparnya.
Bunga tambah curiga lagi karena selama seminggu hanya diberikan materi semacam seminar. “Bingung saja katanya kerja tetapi palah dikumpuli di beberapa tempat yang berbeda,” ucapnya.
Selama di Solo, dia tinggal di sebuah tempat. Peserta putra dan putri dipisah dan hanya berjarak 500 meter. Bunga mengaku cuman dikasih makan sehari sekali. Kadang baru makan setelah leader datang.
“Saya sempat ditelpon terus dari rumah ditanya terkait pekerjaan, namun saya tidak kasih tau takut yang dirumah khawatir,” ungkap Bunga. (bersambung)