Kisah Sukses Wan King, dari Jual Payung Hingga Jadi Top Bussines (1-bersambung)
SIAPA yang tidak kenal Wan King atau David Herman Jaya. Dia disebut sebagai salah satu orang tersukses di Indonesia. Namun, siapa sangka dibalik kesuksesannya itu, ada usaha yang tidak biasa dan penuh resiko yang dia tempuh.
Pria kelahiran Magelang, 5 Maret 1952 itu sejak remaja memang sudah mencoba berbagai bisnis. Dia pernah menjadi pedagang pakaian dan payung di Pasar Rejowinangun. Jiwa bisnisnya lahir dari orang tuanya yang memiliki usaha angkot dan bengkel bernama “Las Tiga”.
Berulangkali bisnisnya mengalami pasang surut. Wan King remaja, bahkan juga tak canggung harus ikut terjun langsung mengelas di bengkel ayahnya.
Waktunya tak banyak dihabiskan untuk bersantai. Usai membantu ayahnya di bengkel dia juga berjualan baju dan payung di pasar. Waktunya terus dimanfaatkan.
Berkat usaha kerasnya itu, bisnis dagang pakaiannya laris manis. Bahkan tidak hanya di Magelang, dagangannya mulai dipasarkan hingga Yogyakarta, Purworejo, dan Purwokerto.
Wan King muda tak mau berhenti di situ. Pikirannya yang “liar” ingin terus berinovasi dan mengembangkan bisnisnya.
Titik pangkalnya di mulai di tahun 1973. Saat itu bermula dari memodifikasi sebuah pick up menjadi minibus.
Tak mau tanggung-tanggung, Wan King muda memanggil 30 orang tukang, yang sudah terbiasa bekerja di bengkel karoseri, dari Madiun. “Itulah awal New Armada berdiri,” katanya seperti dialam wawancara yang ditulis http://sekedar-tahu.blogspot.co.id.
Hasil mengubah mobil bak terbuka menjadi minibus ini ternyata langsung menarik konsumen. Buktinya, lima minibus yang dibuatnya langsung dipesan oleh temannya yang memiliki usaha travel. Harga satu unit mobil pada waktu itu adalah Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Padahal, David mengaku pertama membuat karoseri targetnya hanya untuk dipakai sendiri. (bersambung)