Tradisi Grebeg Ketupat Kembali Digelar di Magelang
BNews—MAGELANG— Tradisi grebeg atau garebek ketupat di Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang digelar kembali pada Sabtu (7/5/2022). Setelah dua tahun terakhir ditiadakan akibat pandemi Covid-19.
Dalam tradisi tersebut, warga dusun setempat memperebutkan ketupat yang berisi uang. Ketupat-ketupat tersebut disusun hingga membentuk gunungan yang melambangkan bahwa setiap individu itu mempunyai banyak tumpukan dosa/kesalahan.
“Acara halalbihalal kami simbolkan dengan garebek ketupat ini. Menggunakan media ketupat, lalu gunungan, kemudian digerebek. Secara filosofinya adalah simbol ketupat atau kupat itu adalah mengaku lepat atau salah,” kata Ketua Panitia Gerebek Ketupat, Gepeng Nugroho.
Dia menjelaskan, secara teknis, di setiap ketupat diberikan uang sebagai rasa syukur masyarakat, mulai dari pecahan Rp1.000, Rp2.000 hingga Rp100.000 yang dimasukkan dalam ketupat. Menurut dia, jumlah ketupat sekitar 1.500 sampai 2.000 buah dan semua berisi uang.
“Ketupat itu dibuat panitia kemudian diedarkan ke masyarakat untuk mengisi uang yang jumlahnya tidak sama antarkeluarga karena masing-masing mempunyai kemampuan yang berbeda-beda,” jelasnya.
Prosesi gerebek ketupat diawali dengan mengusung gunungan ketupat dari Halaman Masjid Darussalam kemudian berkeliling Dusun Dawung dan berakhir di sebuah lapangan dan selanjutnya dilakukan gerebek atau berebut ketupat.
”Grebeg ketupat ini tradisi di kampung kami setiap bulan Syawal, kegiatan ini sebenarnya budaya yang setiap kampung itu ada, yaitu halalbihalal,” pungkasnya. (*)
Sumber: solopos.com