Bikin Merinding, Covid-19 Bisa Picu Perang Dunia III

BNews—NASIONAL— Hubungan Washington dan Beijing kembali retak akibat merebaknya pandemi Covid-19. Tensi yang meninggi antara keduanya berpotensi memantik ’Perang Dunia III’.

Saat ini, sudah ada lebih dari 4,4 juta orang di 200 negara dan teritori dinyatakan positif covid-19. Paling banyak dari AS dengan 1,3 juta orang dinyatakan terinfeksi virus. Untuk menekan penyebaran virus, Paman Sam memilih menerapkan lockdown.

Kebijakan tersebut menimbulkan melonjaknya angka pengangguran hingga 14,7 persen. Klaim tunjangan pengangguran sejak pertengahan Maret melesat menjadi 36,5 juta. Pada kuartal I-2020 ekonomi AS mencatatkan kontraksi 4,8 persen (annualized) yang terdalam sejak sejak krisis 2008 dan pertama sejak 2014.

Presiden AS Donald Trump naik pitam. Dirinya menuding kegagalan Tiongkok dalam menangani wabah membuat pandemi global terjadi. Saking geramnya, ia bahkan menyebut virus ini sebagai ’Virus China’ dan mendapatkan banyak kritikan.

”Kami punya banyak informasi dan itu tidak bagus. Apakah (virus corona) datang dari laboratorium atau dari kelelawar, pokoknya berasal dari Tiongkok. Mereka semestinya bisa menghentikan itu dari sumbernya,” kata Trump.

Washington dan Beijing sebelumnya baru saja meneken kesepakatan damai dagang fase I pada 15 Januari 2020. Namun, Trum sepertinya tidak tertarik melanjutkan negosiasi ke babak selanjutnya gara-gara corona.

Bahkan, beredar kabar pemerintahan Trump akan membuat Undang-undang (UU) yang mengharuskan Tiongkok bertanggung jawab atas penyebaran virus corona. Seorang anggota Senat AS mengungkapkan, pemerintah sedang mematangkan Rancangan Undang-undang Pertanggungjawaban Covid-19 (Covid-19 Accountability Act).

Baca juga: Akibat Virus Corona Lubang di Lapisan Ozon Tertutup Kembali

Dalam UU tersebut, Tiongkok disebut harus bertanggung jawab penuh dan siap menjalani penyelidikan yang dipimpin oleh AS, sekutunya dan WHO. UU itu juga mengatur saksi berupa pembekuan aset warga negara dan perusahaan Tiongkok di AS. Hingga larangan masuk dan pencabutan visa.

”Saya sangat kecewa terhadap Tiongkok. Mereka seharusnya tidak pernah membiarkan ini terjadi. Kami sudah membuat kesepakatan (dagang) yang luar biasa, tetapi sekarang rasanya sudah berbeda. Tinta belum kering, dan wabah ini datang. Rasanya tidak lagi sama,” keluh Trump.

Tak sampai di situ saja, Trump bahkan berniat untuk memutus hubungan dengan China. Ketegangan yang terjadi antara keduanya dikhawatirkan tereskalasi dari hanya balas dendam ekonomi menjadi sebuah konfrontasi fisik ke ranah militer. Pasalnya, tanda-tanda eskalasi pun mulai terlihat.

Terbaru, AS meningkatkan tekanan militer terhadap Tiongkok di Laut China Selatan. Selama beberapa minggu terakhir kapal-kapal Angkatan Laut AS dan kapal pembom Angkatan Udara B-1 telah melakukan misi di kawasan yang menjadi rebutan banyak negara itu.

Pada Rabu (13/5), Armada Pasifik Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa semua kapal selamnya di wilayah tersebut berada di laut melakukan operasi untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka di tengah-tengah pandemi Covid-19. Angkatan Udara AS juga terus mengirimkan pesawat pembom ke wilayah tersebut.

”China telah meluncurkan kapal induk keduanya dan menantang AS dengan empat kapal penjelajah di Pasifik. Dari sudut pandang numerik, China unggul dengan 300 kapal sementara AS hanya 287 kapal. Ini menjadi sangat menantang bagi AS di Pasifik dan Atlantik,” kata seorang profesor hukum di Universitas Yeditepe Istanbul, Mesut Hakki Casin.

Casin menggambarkan periode ini, dengan durasi yang tidak pasti, sebagai diplomasi epidemi. Dan Perang Dunia Ketiga dimulai antara kekuatan besar dan duel abad ke-21 akan menjadi duel terakhir antara Washington dan Beijing.

”Saya percaya konflik di sini akan melalui Korea Selatan dan Utara,” tambahnya.

China Institutes of Contemporary International Relations (CICIR) yang merupakan lembaga think tank dengan afiliasi ke Kementerian Pertahanan Negeri Tirai Bambu, membuat laporan bahwa Beijing berisiko diterpa sentimen kebencian dari berbagai negara. Skenario terburuknya, China harus bersiap dengan kemungkinan terjadinya konfrontasi bersenjata alias perang.

Apabila hubungan China dengan AS (dan negara-negara lainnya) terus memburuk, maka risiko perang memang sulit untuk dikesampingkan. Sangat disayangkan jika pandemi virus corona harus berujung ke Perang Dunia III.

Kondisi sekarang ini sedikit mengingatkan peristiwa yang terjadi seabad lebih lalu. Tepatnya pada 1918 atau 102 tahun lalu. Kala itu pandemi global juga terjadi akibat Flu Spanyol. Flu Spanyol disebabkan oleh sebuah virus influenza jenis H1N1.

Flu Spanyol menjadi pandemi paling mengerikan yang pernah tercatat dalam sejarah umat manusia seabad terakhir. Diketahui, flu tersebur menjangkiti lebih dari 500 juta atau sepertiga populasi penduduk bumi dan 50 juta orang meninggal dunia.

Bila Perang Dunia I memicu terjadinya pandemi. Sekarang, justru kebalikannya. Ada potensi pandemi memantik Perang Dunia III. (han)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!