Difasilitasi DPRD, Konflik Pabrik Pakan dan Warga di Tempuran Temui Titik Terang
BNews—MUNGKID— Janji Ketua DPRD Kabupaten Magelang Saryan Adiyanto untuk menyelesaikan konflik antara antara warga Dusun Punduh Desa Sidoagung Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang dengan PT Sidoagung Farm dibuktikan, pagi tadi (7/8). DPRD memanggil semua instansi terkait bersama perwakilan warga.
Rapat digelar terbuka di Kantor DPRD Kabupaten Magelang dipimpin langsung oleh Ketua DPRD. Hadir anggota Komisi II dan III DPRD, Dinas Lingkungan Hidup, DPU TR, Dinas Perijinan, Satpol PP dan juga perwakilan warga.
Dalam rapat tersebut terungkap jika PT Sidoagung Farm telah berproses mengajukan ijin operasi produksi pakan ternak tersebut. Namun, sampai saat ini masih ada ijin lingkungan yang belum diselesaikan.
“Jadi sudah clear, sudah ada titik temu. Bahwa kegiatan produksi di PT Sidoagung tidak bisa dilakukan karena belum mengantongi ijin lingkungan,” kat Saryan Adyanto.
Hal itu sesuai dengan PP 24 th 2018 dan Permen LH 102 DPLH. Dimana, dalam proses perijinan dampak lingkungannya belum selsai dilakukan. “Dan Dinas Lingkungan Hidup sudah memberikan surat teguran untuk tidak beroperasi hingga ijin dipenuhi,” kata dia.
Ijin lingkungan itu, kata dia, meliputi berbagai aspek. Mulai dari pengelolaan limbah, pencemaran udara dan juga aspek lingkungan masyarakat. “Jadi tidak hanya lingkungannya saja, tapi juga sumberdaya manusia terdampak,” katanya.
Sehingga, kata dia, dalam rapat tersebut disimpulkan bahwa kegiatan Produksi PT Sidoagung Farm harus dihentikan. Setelah itu, difasilitasi DLH akan berproses melibatkan masyarakat untuk menyelesaikan ijin lingkungan.
“Jika ijin lingkungan tidak selesai maka pabrik tidak bisa beroperasi,” tuturnya.
Selanjutnya, kata Saryan, pihaknya meminta kepada Satpol PP untuk melakukan pengawasan secara rutin. “Tadi Satpol PP juga akan melakukan pengawasan jika memang masih melanggar aturan akan dilakukan penindakan,” kata dia.
Koordinator Warga, Asep Harso Tarmungkas, mengapresiasi langkah DPRD Kabupaten Magelang. Menurutnya, masyarakat sangat terbuka untuk berdialog dengan pihak pabrik.
Warga, kata dia, menuntut supaya pencemaran lingkungan dihentikan. Mengingat sudah banyak warga yang terdampak dan terserang penyakit sesak napas. (bn1/wan)