Mendesain Keturunan Yang Baik : Belajar dari Tauladan Nabiyallah Ibrahim AS

BNews–OPINI– Tulisan ini mencoba melirik kembali tipe keluarga yang ideal dalam upaya mendesain keturunan yang baik dan mendapatkan keturunan yang min ‘ibaadikash shoolihiin. Yakni melalui apa yang digambarkan dalam al-Qur’an, yaitu keluarga Nabiyallah Ibrahim AS. 

Pasti kita semua sering mendengar kisah Nabi Ibrahim AS adalah sebuah kisah tentang keluarga seorang Nabiyallah yang didalamnya menggambarkan perihal ketulusan, sikap tabah; sebuah episode perjuangan dari orang-orang yang juga luar biasa. Dan pada akhirnya dijadikan contoh dan tauladan oleh para pemeluk agama-agama Samawi atau Abrahamic Religion, terutama umat Islam.

Sebentuk hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah keluarga Nabi Ibrahim AS ini yakni tentang konsistensi dan kekuatan iktiar juga doa. Salah satu yang paling terkenal adalah doa agar beliau diberikan oleh Allah keturunan yang Sholeh: “Tuhanku berikanlah padaku keturunan yang sholeh.” (Q.S Ash-Shaffat: 100).

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Jika kita membaca Tafsir ath-Thabari, dikatakan bahwa doa Nabi Ibrahim AS pada ayat tersebut merupakan permohonan bekiau kepada Allah agar diberikan anak yang sholeh, beliau bermunajat: “Yaa Tuhanku berikan padaku anak yang sholeh yang dapat taat kepada-Mu, tidak bermaksiat pada-Mu, dan mengerjakan kebaikan di muka bumi ini, dan bukan melakukan kerusakan”, 

Sebagaimana kita ketahui beliau memperoleh keturunan dari Siti Hajar, istri keduanya setelah beliau dianjurkan untuk menikah kembali oleh Siti Sarah, sang istri pertama. Tak berselang lama pasca Siti Hajar melahirkan Nabi Ismail AS; kemudian beliau, berdasarkan wahyu Allah, membawa Siti Hajar dan Ismail yang masih sangat kecil pergi meninggalkan negeri Palestina menuju satu tempat yang sangat jauh; yang kelak pada masa kini, tempat tersebut dikenal dengan nama Mekah, sangat tandus dan gersang serta tak layak untuk dijadikan tempat tinggal.

Sesampainya di sana, beliau Kembali diperintahkan oleh Allah untuk pulang ke negeri Palestina dan segera melanjutkan tugas suci kenabiannya di sana. Alkisah, kita mengetahuai dari sejarah kehebatan dan ketabahan hati serta semangat juang Istri beliau, Siti Hajar, hanya berdua saja dengan Nabi Ismail di tempat dan kondisi yang sangat memprihatinkan dan tak layak huni tersebut. Pada masa kini, akhirnya, rangkaian persitiwa heroik tersebut kemudian diperingati oleh umat Islam dan dinapaktilasi setiap tahunnya bagi mereka yang memiliki kemampuan dan kekuatan untuk melakukan rangkaian ibadah haji dan umroh di Mekah khususnya, dan di Madinah serta sekitarnya.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Waktu terus bergulir, pada akhirnya Nabi Ibrahim AS berangkat dan mengunjungi kembali Mekah atas perintah Allah guna bersua Kembali denga Nabi Ismail dan Siti Hajar. Pada saat beliau sampai di sebuah daerah, yang sekarang kita kenal dengan Arafah beliau melihat Siti Hajar dan Nabi Ismail kecil sedang menggembala hewan ternak mereka.

Lokasi inilah yang kemudian menjadi saksi suasana bahagia pertemuan mereka kembali setelah sekian lama terpisahkan. Setelah dirasa cukup melepas rasa rindu dan kangen diantara mereka, berangkatlah ketiganya menuju Mekah dengan bermalam sebentar di sebuah daerah yang sekarang kita kenal dengan, Muzdalifah.

Di Muzdalifah inilah kemudian Nabi Ibrahim AS kita ketahui dalam sejarahnya memperoleh perintah Allah SWT untuk mengurbankan putranya, Nabi Ismail AS yang masih belia dan belum lama bertemu Kembali ini. Namun, pada akhirnya, kemudian dalam proses pengurbanan tersebut, karena kuasa dan kehendak dari Allah Swt, digantikan dengan seekor kibasy atau domba besar.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Lahirnya Ismail sebagai anak dari Nabi Ibrahim AS dan Siti Hajar sebagai insan yang memiliki rasa keimanan yang kuat, juga ketulusan dan ketabahan hati serta ketaatan-keikhlasannya pada Allah SWT, bukanlah sesuatu yang tiba-tiba atau given dan taken for granted.

Namun, kesemuanya melalui sebuah prosesyang panjang, ada hikmah yang mendalam serta pelajaran luar biasa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dan Siti Hajar sebagai orang tuanya sehingga dikaruniai oleh Allah seorang anak remaja yang benar-benar memahami dan menjalankan makna iman yang terdalam.

Melalui kedalaman imannya itulah Nabi Ismail AS yang masih remaja menyadari dan memahami keberadaanya sebagai manusia dan hamba Allah dengan nyawa yang dimilikinya pada hakikatnya adalah milik Allah (Inna Lillah) dan oleh karena itu sudah seharusnya digunakan untuk taat kepada Sang khalik yaitu dengan menjalankan segala perintah Allah tentunya dengan penuh kerendahan hati dan keikhlasan hanya untuk dan karena Allah.

Bagi kita, orang tua di masa kini, yang harus kita lakukan dalam proses mendidik anak-anak kita agar memiliki keimanan dan ketaatan yang kuat, ketulusan hati dan keikhlasan dalam menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, kita mesti dan harus belajar dari Nabi Ibrahim AS dan istrinya Siti Hajar agar anak-anak kita dapat menjadi anak yang qurrata a’yun. Medianya adalah dapat melalui konsistensi dan kesungguhan dalam memohon dan berdoa hanya pada Allah.

Kehamilan Siti Hajar dan kelahiran Ismail merupakan salah satu dampak atau akibat dari hasil kesungguhan Nabi Ibrahim AS dalam berdoa dan memohon pada Allah. Ada doa Nabi brahim AS lainnya juga terkait memohon keturunan dan anak cucu yang taat pada Allah, beliu berdoa demikian:

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

“Ya Tuhan kami jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada-Mu dan (jadikanlah) anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu juga dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Baqarah: 128)

Doa di atas adalah bukti konsistensi dan kesungguhan beliau dalam berdoa dan bahkan kemudian diabadikan oeh Allah dalam al-Qur’an. Ikhtiar dan kesungguhan seperti ini merupakan usaha yang tak henti dan terus menerus yang dilakukan Nabi Ibrahim AS sebelum anaknya dilahirkan.

Merujuk dari kisah Ibrahim dan juga firman-firman Allah yang lain yang terdapat dalam al-Qur-an – seperti kisah keluarga Imran – para pakar dan peneliti pendidikan Islam mengangkat teori “Pranatal Education” (yakni sebuah konsep tentang Pendidikan itu sudah dimulai sebelum anak dilahirkan).

Pakar dan Tokoh Pendidikan seperti: a) Prof. Dr. Zakiah Darajat dalam bukunya “Ilmu Jiwa Agama”; b) Dr. H. Ali Akbar dalam bukunya “Merawat Cinta Kasih”; c) Prof. Dr. H. Baihaqi A.K dalam bukunya “Mendidik Anak Dalam Kandungan”. Selain kesunggguhan dalam berdoa, hal apa lagi yang sebaiknya harus dilakukan oleh kedua orang tua terhadap calon anaknya sebelum dilahirkan atau masih dalam kandungan sehingga menjadi anak yang qurrata a’yun, dan bertakwa kepada Allah kelak setelah lahir? 

Ustadz Alif Lukmanul Hakim, S.Fil., M.Phil beserta anaknya

Beberapa Langkah Mendasar:

1. Sebelum Menikah dan Sebelum Anak Lahir

Anak akan menjadi anak yang sholeh dan sholehah apabila memenuhi tujuh syarat:

Pertama, memilih calon orang tua (calon suami dan calon istri) yang sholeh atau sholehah, seorang laki-laki harus memilih calon ibu (istri) dari anaknya yang sholehah, begitupula seorang perempuan memilih calon ayah (suami) dari anaknya yang sholeh, karena karakter dari kedua orang tuanya akan sangat berpengaruh kepada karakter anaknya kelak, jika kedua orang tuanya sholeh dan sholehah, maka insya Allah akan memiliki anak yang sholeh atau sholehah, begitu pun kedua orang tuanya jika tak baik akan melahirkan anak yang tak baik pula, na’udzubillah.

Kedua, ketika kita hendak berhubungan suami istri, kita harus membaca doa terlebih dahulu, memohon hanya kepada Allah SWT, agar kelak dikaruniai anak Sholeh dan sholehah, bertakwa kepada Allah serta dijauhkan dari godaan setan, misalnya dengan membaca doa berikut Allahumma jannibnasy syaithona wa jannibisy syaithona ma rozaqtanaa ( Ya Allah jauhkanlah kami dari godaan setan dan juga anak keturunan kami).

Ketiga, Kedua orang tuanya, calon Ayah dan Ibunya hendaknya harus mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal serta menghindari makanan dan minuman yang haram, baik itu haram jenisnya maupun haram cara mendapatkannya sejak sebelum hamil dan terutama saat hamil, agar sperma yang menjadi anak adalah berasal dari makanan dan minuman yang halal, sehingga semoga yang menjadi anak adalah sperma yang halal dan baik, yang diridhoi oleh Allah SWT, demikian juga Ketika sang ibu hamil, hendaknya memakan makanan dan meminum minuman yang halal dan baik, agar makanan dan minuman yang masuk kepada anak dalam kandungan adalah makanan dan minuman yang halal dan baik, sehingga tumbuh dan berkembangnya janin didalam kandungan selalu mendapatkan cahaya perlindungan dan kebaikan dari Allah. 

2. Ketika Anak Lahir

Keempat, Berilah anak kita dengan pemberian nama yang baik, yang isinya adalah mendoakan sang anak agar menjadi insan yang sholeh dan sholehah dan bertakwa. Jika anak laki-laki berikanlah nama-nama yang terdiri dari asma’ul husna, misalnya, sedangkan yang perempuan diberi nama tokoh-tokoh Muslimah atau tokoh-tokoh ulama perempuan, agar mereka diberikan taufik dan hidayah oleh Allah SWT dengan kebaikan dalam hidupnya.

Kelima, Setelah anak kita lahir berilah makanan dan minuman yang halal dan baik, agar anak tumbuh kembangnya dan mendapatkan rahmat dan berkah dari Allah, karena anak yang diberi makanan dan minuman yang haram atau tidak baik akan memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku atau tindakan yang kurang baik, berbeda halnya dengan anak yang diberi makanan dan minuman yang halal akan cenderung memiliki karakter, tabiat, dan berperilaku yang akhlakul karimah dan membahagiakan kedua oran tua.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Keenam, Selanjutnya sekolahkanlah atau pesantrenkanlah anak kita di lembaga Pendidikan atau pesantren yang memperhatikan ilmu agama dan praktek-praktek keagamaan, sehingga anak memahami ilmu agama seacara utuh dan mendalam serta mempraktikkan agama dengan baik, moderat dan toleran atau anak kita di didik dengan pendidikan umum yang selalu dihubungkan dengan ilmu-ilmu agama, baik itu Tauhid, fiqih dan akhlak. Anak yang dididik di lembaga pendidikan yang integratif akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sholeh dan Sholehah, yaitu bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlakul karimah, baik kepada kedua orang tua maupun pada masyarakat, dan berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.

Ketujuh, anak kita perlu untuk selalu diawasi pergaulan dan pertemannya dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat, agar anak kita berteman dengan orang-orang yang baik. Yaitu anak yang bertakwa kepada Allah dan rajin beribadah kepada Allah serta mempunyai akhlak yang baik dan mulia, karena teman akan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku dan tumbuh kembang anak kita, anak yang berteman dengan orang-orang yang baik akan punya kecenderungan menjadi anak yang baik pula, begitu pula anak yang berteman dengan anak yang tidak baik akan mudah terjerumus dan terkontaminasi pada pelaku-pelaku yang tidak baik.

3. Anak adalah penyejuk hati bagi Kedua orang tua

Dalam al-Qur’an dikatakan bahwa anak adalah penyejuk mata dan hati (qurrata a’yun). Dikatakan demikian karena ketika mata kedua orang tua memandang seorang anak akan timbul rasa bahagia. Oleh sebab itu, anak merupakan harta yang tidak ternilai harganya bagi kedua orang tua. Ada ungkapan yang mengatakan, “Anakku permataku”, “Anakku Hartaku”. Allah juga menyebutkan anak manusia sebagai penyejuk hati buat orang tuanya. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah di dalam Q.S al-Furqan [25]: 74. “Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. al-Furqan [25]: 74).

Al-Qur’an banyak menceritakan kisah anak-anak, khususnya anak- anak sholeh keturunan para Nabi. Ada kisah Nabi Ismail kecil dalam surat Asshoffat yang sudah dijelaskan di atas, kisah Nabi Yusuf kecil dalam surat Yusuf, dan kisah nasihat seorang bijak Luqman untuk anaknya dalam surat Luqman. Semua kisah itu menyiratkan pesan tentang pendidikan dan perlindungan anak.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Anak menjadi tempat kedua orang tuanya dalam mencurahkan kasih sayang, sehingga sudah menjadi keharusan bagi setiap orang yang menerima karunia tersebut untuk merawat, menjaga dan mendidik dengan sebaik-baiknya, sebagai sebuah bentuk rasa syukur atas karunia yang telah Allah berikan. Anak bukan hanya karunia atau anugerah dari Allah belaka, namun anak juga merupakan amanah yang harus dijaga dan dilindungi dengan sebaik-baiknya. Melindungi anak bukan hanya kewajiban dari orang tua biologisnya saja, melainkan menjadi kewajiban bagi kita semua, masyarakat, dunia pendidikan, dan negara.

Islam memandang anak sebagai karunia dan rahmat yang sangat mahal harganya dan luhur dan terlahir suci. Karunia yang mahal ini sebagai amanah yang harus dijaga dan dilindungi oleh orang tua khususnya, juga oleh negara, karena anak sebagai aset orang tua, aset masyarakat, aset agama dan aset bangsa. Islam telah memberikan perhatian yang besar terhadap perlindungan anak-anak. Mendesain keturunan yang baik, oleh karena itu, adalah salah satu ikhtiar tersebut. Semoga. ( Ustadz Alif Lukmanul Hakim, S.Fil., M.Phil)-  Youtuber  (channel: Alif Lukmanul Hakim, M.Phil), IG: @alif_lukmanul_hakim )

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!