Menengok Gerai Cantik Di Rumah BUMN Rembang
BNews–REMBANG– Usai mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) edisi November 2021, peserta berjumlah 23 orang wartawan, diajak mengunjungi Rumah BUMN Rembang. Rumah yang dulunya bangunan tak terpakai itu, justru “sulap” menjadi ruang pamer yang cantik tempat memajang produk UMKM.
Menariknya, didalam ruang pamer tersebut, terdapat gerai cantik yang memajang berbagai hasil kerajinan dan makanan, termasuk goresan tangan-tangan terampil yang tertuang dikain batik bermotif yang saat menorehkan ujung canting dijiwai dengan penuh rasa.
Adalah beberapa motif batik khas Rembang, ditata rapi di gerai cantik, membuat penasaran para pengunjung saat datang di Rumah BUMN Rembang tersebut. Inisiasinya dari kementrian BUMN, PT Semen Indonesia Grup, kebagian Rumah BUMN ini di Rembang, sebagai pengelolannya berdiri tahun 2020.
“Motif batiknya cantik dan menarik, tentunya saat membuat batik ada roh yang begitu menjiwai, apalagi ini batik tulis yang tidak ada kembarannya,” ujar Kepala Unit Komunikasi & CSR BUMN PT Semen Gresik, Dharma Sunyata didampingi Humas dan Institusional Relation Officer PT Semen Gresik, Jumat (12/11-2021) di Rumah BUMN Rembang.
Sedangkan kain batik khas Lasem, Rembang, merupakan produk unggulan, karena harganya juga fantastis, yakni Rp 1.250 per potong. Namun harga tidak mengingkari hasil karnya, karena memang lukisan canting tertuang dalam kain menjadi cantik dan menarik.
Untuk peminat batik khas Lase mini, cukup banyak. Produk itu berdasarkan sigmentasi, dimana batik khas Lasem ini, mempunyai pasar sendiri, sehingga harga tidak menjadi persoalan bagi mereka yang senang.
Tujuan, berdirinya Rumah BUMN ini, adalah program pengentasan ekonomi nasional, saat masyarakat Indonesia dilanda wabah Covid -19. Agar ekonomi bisa kembali bangkit, terutama bagi pelaku UMKM, maka berdirilah Rumah BUMN yang dulunya bangunan yang tidak terpakai.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Rumah BUMN ini, tidak hanya sekedar berdiri, tetapi didalamnya menggandeng untuk melakukan kerja sama dengan UMKM se Kabupaten Rembang. “Ada sekitar 215 UMKM yang sudah bergabung dan memamerkan produknya, dari semula hanya sekiat 100 UMKM. Ini yang menjadikan Rumah BUMN ini mendapat apresiasi para pelaku usaha kecil menengah,” ujarnya.
Konsep Rumah BUMN ini, agar mereka para pelaku UMKM bisa meningkatkan kompensi masing masing. Apalagi, selama selama pandemi Covid – 19, penjualan off line mengalami penurunan drastis, kemudian beralih penjualan dan pemasaran mnelalui online.
Disini, lanjutnya, banyak anak-anak muda potensial, maka optimalisasi fungsi Rumah BUMN Rembang ini, sebagai ruang temu bersama (coworking space) yang interaktif untuk milenial dan komunitas. Ya menjadi media mengenalkan profil dan mendekatkan proses bisnis kepada masyarakat Rembang
“Dari sekitar 215 UMKM yang dulunya berjumlah 100 UMKM. Terus mengalami perkembangan, bahkan omsetnya sudah mencapai Rp 1 miliar. Pelaku UMKM yang menjual produknya di sini, tidak dipungut biasa alias gratis,” tegas Dharma Sunyata. (ali subchi)