Seorang ibu Tewas Setelah Dianiaya Anak Kandungnya Sendiri
BNews–NASIONAL– Seorang ibu tega dianiaya oleh anak kandungya sendiri di Kuningan Jawa Barat (21/8/2020). Akibatnya sang ibu harus meregang nyawa dalam perjalanan ke rumah sakit.
Kasus keji tersebut terjadu du Desa Kadatuan, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Usut punya usut, sang anak ternyata memiliki gangguan keterbelakangan mental.
Korban diketahui bernama Jumirah, 75, sedangkan pelaku penganiayaan anaknya sendiri yang berinisial OS, 45. Kasus ini kini dalam penyelidikan petugas Sat Reskrim Polres Kuningan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa terjadi pada Jumat (21/8/2020) petang kemarin. Warga digegerkan dengan peristiwa kematian korban yang dianiaya pelaku OS, anaknya sendiri hingga meninggal.
Pelaku OS, selama ini dikenal warga memiliki gangguan keterbelakangan mental alias gangguan jiwa. Saat warga ingin mengamankan pelaku, setiap yang mendekat selalu diserang.
Alhasil, warga melaporkan kejadian itu kepada pemerintahan desa dan anggota Babinsa setempat. Tak berselang lama, Babinsa Kadatuan Pelda Sukirman menuju lokasi kejadian.
Tiba di lokasi, Babinsa Pelda Sukirman tak langsung mengamankan pelaku. Petugas berusaha menenangkan pelaku agar tidak kembali mengamuk, sehingga berhasil untuk diamankan.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Babinsa Pelda Sukirman menjelaskan, mendapat laporan dari perangkat Desa Kadatuan bahwa seorang ibu dikabarkan meninggal akibat ulah anaknya.
“Saya langsung mendatangi tempat kejadian dan saat menemukan pelaku, saya coba menenangkan. Ternyata pelaku bisa nurut, kemudian saya mengecek kedalam rumah, ternyata benar Ibu Jumirah sudah terkapar di dapur dengan kepala sudah bersimbah darah,” ucapnya.
Sebelumnya, Ia sempat berkoordinasi dengan anggota kepolisian Polsek Maleber. Setibanya anggota kepolisian, pelaku langsung diamankan ke Mapolsek setempat untuk menjalani pemeriksaan.
“Saya sempat ngobrol dengan pelaku dan menanyakan penyebab kematian ibunya. Pelaku mengaku yang membunuhnya, namun saat ditanya alasannya, jawabannya selalu berbelit-belit. Pelaku juga sempat saya ajak melihat kondisi ibunya, dia sempat menangis seperti menyesal, tapi kemudian dia seperti lupa,” bebernya.
Dia menyebut, jenazah korban sempat dilarikan ke RSUD ’45 Kuningan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dari tempat kejadian, disamping korban terlihat ada tabung gas dan ulekan serta luka besar di bagian kepala korban.
Sementara Kapolsek Maleber, AKP Herbudiman mengatakan, kasus pembunuhan ibu oleh anak kandungnya sendiri sudah dilimpahkan ke Polres Kuningan. Berdasarkan informasi warga dan keluarga korban, memang pelaku mengalami ganggungan jiwa sejak delapan tahun terakhir dan sering mengamuk.
“Kita sudah olah TKP dan mengamankan pelaku. Kemudian pelaku diserahkan ke Mapolres Kuningan untuk penyelidikan lebih lanjut,” terangnya.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Dijelaskan, hasil dari visum RSUD ’45 Kuningan, terdapat luka di kening korban akibat pukulan benda tumpul. Barang bukti berupa satu buah ulekan dan cobek diamankan petugas saat ditemukan di sekitar jenazah korban.
Sementara itu, jenazah korban kini sudah dikebumikan di TPU Desa Kadatuan Kecamatan Garawangi Kabupaten Kuningan pada Sabtu (22/8/2020). Sejumlah kerabat maupun keluarga dan tetangga korban terlihat mengantar jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Salah seorang tetangga korban, Sukriah (80) menceritakan, jika sehari sebelumnya sempat mengobrol dengan korban. Ketika itu, korban menumpang wudhu di kamar mandi samping rumah sebab air di rumah korban kerap dibuang-buang pelaku.
Terkait kebiasaan pelaku sendiri, Ia menyebut jika pelaku memang kerap membuat resah warga dengan tingkah lakunya. Sebab sejak delapan tahun ini, pelaku memiliki gangguan jiwa.
“Warga disini melihat pelaku melakukan hal-hal aneh. Kemarin saja ada yang jemur padi diacak-acak sama pelaku,” tukasnya.
Setelah digelandang ke Mapolres Kuningan, pelaku saat ini tengah dibawa ke RS Mitra Plumbon untuk dilakukan karantina dan pengobatan mental. Pihak kepolisian sendiri masih terus melakukan proses penyelidikan. (*/islh)