Yuk ke Taman Kelinci Borobudur : Beri Makan dan Belajar Berinteraksi
BNews—BOROBUDUR—Satu lagi destinasi wisata edukasi dihadirkan oleh Desa Bahasa Borobudur di Ngargogondo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. Melengkapi berbagai wahana yang telah ada, disana kini hadir Taman Kelinci.
Taman kelinci merupakan wahana baru. Dirintis sejak akhir 2019 lalu dan kini sudah banyak diminati wisatawan.
Disana, ada sekitar 30 ekor kelinci yang berhasil dibudidayakan. Lebih dari dua ribu wisatawan tercatat telah datang dan menikmati sajian di komplek Desa Bahasa ini.
”Di taman kelinci ini pengunjung dapat berinteraksi secara langsung. Mulai memberi makan kacang panjang, bermain dan berfoto bersama kelinci yang dibiarkan bebas berkeliaran di area taman kelinci,” kata Pendiri Desa Bahasa Borobudur Hani Sutrisno melalui salah satu pengelola, Hamid, Sabtu (4/1).
Hamid mengatakan saat awal merintis Taman Kelinci, pihaknya baru memiliki empat ekor kelinci. Hingga akhirnya berkembang biak menjadi 30 ekor.
“Mulai dari jenis Kelinci Jawa dan campuran Jawa-Australia. Untuk perawatan, setiap pagi kandang rutin dibersihkan,” kata dia.
”Kelinci diberi makan tiga kali sehari. Pagi, siang dan sore. Tidak lupa setiap minggunya kelinci disuntik vitamin agar tidak gampang sakit,” tambahnya.
Taman Kelinci, ini, kata dia buka setiap hari. Jam sesi operasional Sabtu hingga Kamis pukul 10.00-12.00 WIB dan 13.00-16.00 WIB. Sedang khusus Jumat buka mulai pukul 10.00-11.30 WIB dan 13.00 WIB dan 16.00 WIB.
”Pengunjung cukup merogoh kocek Rp 25 ribu perorang. Dengan satu tiket dapat berkeliling di Desa Bahasa dan menikmati wisata lain. Diantaranya Rumah Hobbit, terapi ikan, panahan (for kids), trampoline dan instagramable place,” pungkas Hamid.
Untuk meuju lokasi tersebut, dari arah Candi Borobudur cukup menempuh waktu delapan menit. Rutenya yakni menuju Jalan Badrawati sejauh satu kilometer, belok kiri ke Jalan Parakan Aro Mukti sekitar 1,8 kilometer. Belok kanan ke Jalan Haji Ilham sekitar 200 meter. Sampai saat ini, Taman Kelinci masih dilakukan pengembangan agar semakin baik nantinya. (*/han)
PENULIS : Amelia Yuniar dan Fitri Hidayatun (Mahasiswa Magang Universitas Negeri Semarang)