BNews–NASIONAL– Bagi umat muslim di dunia pastinya tidak asing dengan membaca surat maupun ayat di dalam Al Quran. Dan terdapat salah satu surat dalam Al Quran yang mengisahkan seorang wanita suci keturunan Bani Imran.
Surat itu adalah Surat Maryam yang merupakan surat ke-19 dalam Al Quran. Surat ini menceritakan berbagai kisah, mulai dari wanita suci keturunan bani Imran, Siti Maryam hingga Nabi Zakariya AS.
Surat Maryam adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebelum hijrah. Surat ini turun di Kota Mekkah sehingga tergolong surat Makkiyah. Surat Maryam juga disebut dengan surat Kaf Haa Yaa Ain Shaad. Nama ini diambil dari ayat pertama surat ini.
Surat Maryam diawali dengan permohonan doa-doa kepada Allah SWT sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Zakariya AS dalam meminta keturunan. Kisah ini diceritakan pada ayat 1-11. Nabi Zakariya AS berdoa dengan lemah lembut dan sabar kepada Allah SWT.
Diceritakan bahwa Nabi Zakariya AS belum dikaruniai putra oleh Allah SWT hingga ia telah lanjut usia. Ia berdoa: “Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,” (QS. Maryam: 5).
Dalam Tafsir Ibnu Katsir Jilid V dijelaskan, Mujahid, Qatadah dan as-Suddi berkata: “Yang dimaksud al-Mawali adalah pewaris ‘ashabah. Sedangkan Abu Shalih berkata: “Yaitu pewaris Kalalah.”
Menurut qiraat pertama, kekhawatiran beliau (Nabi Zakariya AS) dalah jikalau mereka melakukan tindakan buruk kepada manusia sepeninggalannya. Maka, ia meminta anak kepada Allah untuk menjadi nabi setelahnya agar dapat mendidik dan memimpin mereka sesuai wahyu kenabian yang diinginkan. Lalu, Allah SWT mengabulkan doanya.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Dia sama sekali tidak merasa khawatir tentang harta yang dimilikinya untuk para ahli warisnya. Sebab, posisi kenabian memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan lebih mulia ukurannya dibandingkan dengan keinginan akan harta.
Berikut bacaan surat Maryam ayat 1-11 Arab, latin, dan terjemahannya:
1. كٓهيعٓصٓ
Arab-latin: kāf hā yā ‘aīn ṣād
Artinya: “Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad”
2.. ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُۥ زَكَرِيَّآ
Arab-latin: żikru raḥmati rabbika ‘abdahụ zakariyyā
Artinya: “(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria,”
3. إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ نِدَآءً خَفِيًّا
Arab-latin: iż nādā rabbahụ nidā`an khafiyyā
Artinya:”yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.”
4. قَالَ رَبِّ إِنِّى وَهَنَ ٱلْعَظْمُ مِنِّى وَٱشْتَعَلَ ٱلرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا
Arab-latin: qāla rabbi innī wahanal-‘aẓmu minnī wasyta’alar-ra`su syaibaw wa lam akum bidu’ā`ika rabbi syaqiyyā
Artinya: “Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.”
5. وَإِنِّى خِفْتُ ٱلْمَوَٰلِىَ مِن وَرَآءِى وَكَانَتِ ٱمْرَأَتِى عَاقِرًا فَهَبْ لِى مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا
Arab-latin: wa innī khiftul-mawāliya miw warā`ī wa kānatimra`atī ‘āqiran fa hab lī mil ladungka waliyyā
Artinya: “Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,”
6. يَرِثُنِى وَيَرِثُ مِنْ ءَالِ يَعْقُوبَ ۖ وَٱجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
Arab-latin: yariṡunī wa yariṡu min āli ya’qụba waj’al-hu rabbi raḍiyyā
Artinya: “yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai”
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
7.. يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا
Arab-latin: yā zakariyyā innā nubasysyiruka bigulāminismuhụ yaḥyā lam naj’al lahụ ming qablu samiyyā
Artinya: “Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.”
8. قَالَ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِى غُلَٰمٌ وَكَانَتِ ٱمْرَأَتِى عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ ٱلْكِبَرِ عِتِيًّا
Arab-latin: qāla rabbi annā yakụnu lī gulāmuw wa kānatimra`atī ‘āqiraw wa qad balagtu minal-kibari ‘itiyyā
Arti Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”
9. قَالَ كَذَٰلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَىَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِن قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْـًٔا
Arab-latin: qāla każālik, qāla rabbuka huwa ‘alayya hayyinuw wa qad khalaqtuka ming qablu wa lam taku syai`ā
Artinya: “Tuhan berfirman: “Demikianlah”. Tuhan berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”
10.. قَالَ رَبِّ ٱجْعَل لِّىٓ ءَايَةً ۚ قَالَ ءَايَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ ٱلنَّاسَ ثَلَٰثَ لَيَالٍ سَوِيًّا
Arab-latin: qāla rabbij’al lī āyah, qāla āyatuka allā tukalliman-nāsa ṡalāṡa layālin sawiyyā
Artinya: “Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda”. Tuhan berfirman: “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat”
11. فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِۦ مِنَ ٱلْمِحْرَابِ فَأَوْحَىٰٓ إِلَيْهِمْ أَن سَبِّحُوا۟ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
Arab-latin: fa kharaja ‘alā qaumihī minal-miḥrābi fa auḥā ilaihim an sabbiḥụ bukrataw wa ‘asyiyyā
Artinya: “Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.”
Sahabat hikmah, surat Maryam ayat 1-11 di atas menunjukkan betapa besar karunia yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya yang bersabar. (*)