Selain Produksi Sapu, Perajin di Magelang ini Buat Hiasan Dinding Dengan Bahan Bakus Sejenis

BNews–MAGELANG– Ada yang menarik pada seorang perajin sapu di Magelang ini. Selain membuat sapu lantai, Ia juga membuat sebuah kerajinan tangan yang dijadikan sebuah hiasan yang berbahan baku sama dengan sapu.

Di sebuah banguan rumah kecil di Dusun Batikan Desa Pabelan Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang, usaha yang diberi nama “Fahrudin Sapu” berproses.

Pemilik usaha bernama Fahrudin, pria kelahiran 1979 ini hanya sendiri membuat sapu dan kerajian tangan yang sering dijadikan hiasan dinding atau ornamen rumah.

“Kalau saya membuat sapu lantai ini sudah sejak kecil, usaha turun temurun. Kalau kerajian tangan yang dijadikan hiasan dinding atau ornamen ini ya sekitar tiga tahunan,” kata Fahrudin saat ditemui Borobudurnews.com di rumahnya (2/7/2021).

Pria yang memiliki tiga anak tersebut memang mengandalkan usahanya membuat sapu untuk kehidupan kesehariannya. Namun siapa sangka hasil karya tangannya yang jadi hiasan dinding ini sampai ke luar negeri pemasarannya.

“Hiasan dinding ini biasanya diambil oleh perusahaan eksportir yang dijual ke luar negeri. Ada juga yang saya kirim sendiri sampai luar daerah seperti Bali, Jakarta, Solo, Klaten dan Jogja,” ungkapnya.

Di sebuah ruangan produksinya, tampak beraneka ragam jenis kerajinan tangan berbahan baku sama seperti sapu. Ada yang berbentung lingkaran, setengah lingkaran, model pohon dan banya lagi.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Fahrudin mengaku dalam dua minggu dirinya hanya mampu membeli bahan baku sapu yang namanya Rayung atau glonggong sekitar 80-100 kg. “Biasanya setiap dua minggu sekali ada pemasok dari Purbalingga datang kesini mengantar bahan baku itu. Kalau bahan baku lainnya seperti bambu cendani banyak disini,” terangnya.

Ia mengaku untuk membuat hiasan dinding ini hanya semampunya karena dikerjakannya sendiri. “Ya satu hiasan dinding itu prosesnya tergantung pola yang diinginkan. Terkadang satu buah hiasan dinding antara 2-4 jam, soalnya rumit beda sama dengan sapu,” paparnya.

Untuk harga hiasan dinding ini relatif murah dan sangat terjangkau. “Saya tarif standar saja, seperti dari bahan baku dan waktu pengerjaan berapa banyak dan berapa lama. Ya sekitaran Rp 15 rib sampai Rp 150 ribu per buah, tergantung ada warnanya tidak,” ujar Fahrudin.

Sementara produksi sapu lantai yang dibuat Fahrudin bisa dikatakan berbeda pada umumnya. “Tetap buatan saya ada bedanya, selain yang standar ya…ada beberapa yang membedakan adalah jenis ikatan dan bentuk pangkal sapu. Punya saya lebih ada seninya. Harganya hampir sama sekitar Rp 11 ribu sampai Rp 30 ribu,” katanya.

Fahrudin juga mengaku ingin membuka sebuah toko cinderamata sendiri untuk lebih memasarkan hiasan dinding produksinya. Cuman Ia mengaku masih kwalahan karena mengerjakan sendiri dan terkendala modal.

“Saya sudah sering mengajak beberapa warga untuk membuat hiasan dinding, tetapi mencoba sekali dua kali berhenti karena mengaku terlalu rumit. Tetapi menurut saya kerumitan itulah yang menunjukan nilai seni dan menaikan harganya,” curhatnya.

Selain rayung atau glondong tersebut Fahrudin juga sering memfaatkan bahan baku alang-alang, enceng gondong bahkan gagang bunga rayung itu sendiri.

“Untuk perawatan tidak usah khwatir, asal ruyung atau bahan sapu itu kering dan tidak basah pasti awet,” tandasnya.

Bagi pembaca yang berkeinginan membeli atau bekerja sama bisa hubungi nomor Wa Fahrudin di +62 895-3633-48236 . Atau bisa langusung datang di rumah produksi Fakrudin Sapu Dusun Batikan Desa Pabelan Mungkid. (bsn)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: