Tingkatkan Kapasitas SDM Pariwisata, Disparpora Kabupaten Magelang Gelar Pelatihan Tata Kelola, Bisnis dan Pemasaran
BNews—MAGELANG— Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang terus berupaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi kreatif di seluruh daya tarik wisata (DTW) di wilayah Kabupaten Magelang.
Salah satunya dengan menggelar pelatihan tata kelola, bisnis, dan pemasaran destinasi wisata. Kegiatan yang digelar selama tiga hari, Selasa-Kamis (9-11/7/2024) ini dilaksanakan di Grand Artos Hotel & Convention Magelang.
Kepala Disparpora Kabupaten Magelang Mulyanto mengungkap, keberadaan Candi Borobudur yang ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) menjadi peluang yang harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh pelaku wisata. Untuk itu diperlukan pengembangan kekuatan dan daya potensi yang dimiliki pengelola DTW di Kabupaten Magelang.
”Tujuan utama pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kemapuan para pengelola DTW, desa wisata dan destinasi wisata lainnya. Dalam melakukan tata kelola, bisnis dan pemasaran destinasi pariwisata,” ungkapnya.
Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Disparpora Kabupaten Magelang, Arif Rahman Hakim menambahkan, peserta pelatihan ini berjumlah sekitar 50 orang yang terdiri dari pengelola DTW, desa wisata dan kelompok sadar wisata di Kabupaten Magelang.
”Kepariwisataan Indonesia dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan citra Indonesia. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal khususnya di destinasi pariwisata serta memberikan perluasan kesempatan kerja,” imbuhnya.
IKUTI BOROBUDUR NEWS di GOOGLE NEWS (KLIK DISINI)
Sementara itu, Ketua Forum Daya Tarik Wisata (DTW) Kabupaten Magelang Edwar Alfian menyebut bahwa di wilayah Kabupaten Magelang ada sekitar 300 DTW mulai dari wisata alam, buatan, maupun desa wisata.
Dengan ditetapkannya Candi Borobudur sebagai DPSP, lanjutnya, harus dimanfaatkan sebaik mungkin. ”Dengan kebijakan DPSP ini, khususnya SDM (pariwisata) ada alokasi khusus dan penekanan di situ. Karena ketika nanti ada insfrastruktur yang luar biasa dan kunjungan (wisatawan) yang banyak, tapi secara SDM-nya belum siap ini nanti bisa jadi bumerang,” ujar Alfian.
Dia berharap, para pelaku wisata bisa mampu membaca lingkungan sekitar. Kemudian, berperilaku yang baik, jangan acuh tak acuh terhadap pelayanan dan jangan arogan.
”Selain itu, asuransi di DTW juga sangat penting. Kami berharap teman-teman secara profesional, ketika sudah mendeklarasikan memiliki DTW atau desa wisata, semua harus dipertanggungjawabkan termasuk keselamatan,” ujarnya. (mta)