Wanita Magelang Ditemukan Meninggal Tergeletak di Terminal Tawangmangu
BNews—JATENG— Seorang wanita asal Magelang, Sri Astuyani, 51, ditemukan meninggal dunia di tempat tunggu penumpang Terminal Tawangmangu, Sabtu (1/5), pukul 09.30WIB. Korban tergeletak di dekat kursi dari semen di terminal.
Informasi yang dihimpun, Sri Astuyani datang ke Tawangmangu mengendarai bus umum. Ia sampai Terminal Tawangmangu pukul 09.00WIB.
Kapolres Karanganyar, AKBP Muchammad Syafi Maulla, melalui Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Polres Karanganyar, Iptu Agung Purwoko menuturkan, korban datang seorang diri. Sesampai di termainal, korban hendak membeli makan.
”Pemilik warung, Harso, memberi makan korban. Dia duduk di tempat tunggu penumpang. Beberapa menit kemudian Harso melihat korban jatuh,” kata Agung, Minggu (2/5).
Korban tergeletak di dekat kursi dari semen di terminal. Padahal, korban sudah membuka bungkus makanan dan diletakkan di kursi Terminal Tawangmangu.
Ia juga sudah meminum teh dalam kemasan botol. Barang-barangnya pun diletakkan di kursi.
Korban saat itu mengenakan daster warna cokelat. Iaa juga menggunakan alat bantu berjalan berupa tongkat kaki tiga.
Harso meminta bantuan orang-orang di sekitar Terminal Tawangmangu. Salah seorang warga melaporkan hal itu ke Polsek Tawangmangu. Korban dibawa ke Puskesmas Tawangmangu, tetapi kondisi korban tidak dapat diselamatkan.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DI SINI)
”Petugas puskesmas memeriksa dan mengambil swab. Negatif Covid-19. Petugas puskesmas juga tidak menemukan luka penganiayaan. Hanya ada bekas luka pada dagu sebelah kanan, bekas lecet pada kaki kiri,” jelasnya.
Polisi menyebut, kondisi tubuh korban kurus. Berat badannya 30 kilogram dan tinggi badannya 155 sentimeter.
Saat memeriksa barang-barang korban di Terminal Tawangmangu, polisi menemukan dompet. Di dalam dompet itu, polisi menemukan sejumlah kertas bertulis nomor handphone.
”Polisi menghubungi nomor tersebut. Ternyata nomor anaknya. Kami mendapat informasi bahwa korban ini memiliki riwayat penyakit kanker leher. Korban sering ke Tawangmangu dan Sukoharjo untuk berobat alternatif. Selama berobat, korban indekos di Kota Solo,” ungkapnya.
Agung juga menyampaikan, biasanya anak korban menemani berobat. Tetapi kali ini korban berobat seorang diri karena anak bekerja di Magelang. Dia menyampaikan pihak keluarga sudah menerima kondisi korban dan tidak menginginkan autopsi. (han)