Sosok Pelempar Botol Air Ke Rocky Gerung di Jogja Ternyata Pemuda Kelahiran Magelang
BNews-JOGJA– Geliat penolakan terhadap Rocky Gerung masih terus terjadi. Dalam perkembangan terkahir, Rocky Gerung mendapat perlakukan kurang baik dari sekelompok warga ketika menjadi narasumber di Yogyakarta.
Botol yang dilemparkan tersebut ternyata tidak mengenai Rocky Gerung, melainkan mengenai Refly Harun yang kebetulan ikut dalam diskusi tersebut.
Pelaku pelemparan diketahui bernama AR Waluyo Wasis Nugroho. Ia adalah ketua umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB).
Tak hayal publik memperbincangkan sosok dari AR Waluyo Wasis Nugroho akrab disapa sebagai Gus Wal tersebut.
Pria nyentrik dengan rambut gondrong tersebut ternyata begitu kental menolak kedatangan Rocky Gerung dan Refly Harun. Selain melakukan demo penolakan secara langsung dengan mendatangi lokasi diskusi.
Usut punya usut, Waluyo Wasis Nugroho juga sempat melaporkan Rocky Gerung dan Refly Harun ke polda DIY. Lalu kasus apa yang dilaporkan Waluyo Wasis Nugroho tersebut?
Dikutip dari akun instagram PNIB Official, diketahui Waluyo Wasis Nugroho melaporkan Rocky Gerung dan Refly Harun; yakni terkait konten podcast dinilai melakukan penghinaan terhadap presiden RI Jokowi Widodo.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Adapun dalam surat laporan ke polda DIY tercantumkan data Waluyo Wasis Nugroho sebagai pelapor.
Waluyo Wasis Nugroho lahir di Magelang pada tanggal 27 desember 1988. Dengan pekerjaan sebagai karyawan swasta.
“STTL (SURAT TANDA TERIMA LAPORAN)SUDAH DITANGAN PNIB ITU ARTINYA TINGGAL NUNGGU PROSES LANJUTAN
Ketum PNIB Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) dulu kandangin Maaher ath thuwalaibi & Khilafatul Muslimin Kini laporkan Rocky Gerung & Refly Harun di Polda Yogyakarta,” tulis Caption postingan tersebut.
Pengamat politik Rocky Gerung lagi-lagi mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan.
Kali ini terjadi di Yogyakarta saat acara yang digelar Mahasiswa HMI Komisariat FEB UGM dan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Bulaksumur-Karangmalang (IMM BSKM).
Saat diskusi di Kopi Nuri di Jalan Anggajaya Condongcatur Kapanewon Depok Sleman, Yogyakarta pada Jumat (8/9/2023), tiba-tiba ada massa yang berteriak-teriak di luar area diskusi.
Tak hanya itu, Rocky Gerung, Refly Harun, Saut Sitomorang dan Ketua BEM KM UGM Gielbran M Noor serta Ekonom Awally Rizki diserang dengan menggunakan botol.
Memanasnya situasi terjadi sejak awal diskusi bertajuk ‘Masa Depan Demokrasi di tengah Derasnya Arus Korupsi’ dimulai.
Massa yang mengatasnamakan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) sudah meneriakkan penolakan atas kehadiran Rocky Gerung dan Refly Harun.
Di balik barikade polisi berpakaian lengkap, mereka pun membentangkan spanduk bertuliskan ‘Yogyakarta Kota Pelajar, budaya dan Bermartabat. Tolak Rocky Gerung dan Refly Harun’.
Massa penolak dan peserta diskusi pun sempat bersitegang. Mereka tetap menolak kehadiran Rocky Gerung dan Refly Harun.
Meski demikian, Rocky Gerung dan Refly Harun tak gentar. Mereka tetap memaparkan sejumlah pandangannya di hadapan ratusan mahasiswa yang hadir.
Namun, di tengah diskusi, sebuah botol air mineral melayang mengenai leher Refly Harun yang duduk di antara Rocky Gerung dan Saut Situmorang . Spontan situasi langsung memanas.
Massa dari peserta diskusi sempat hampir baku hantam dengan massa penolak yang berada di tepian tempat diskusi.
Petugas langsung berupaya mengendalikan situasi. Tak berselang lama, tensi kedua massa berangsur menurun.
Refly mengatakan semarah-marahnya menolak seharusnya jangan sampai melakukan kekerasan.
Orang yang melakukan kekerasan, menurut dia, sudah pasti tidak benar. Apalagi, persoalan penolakan tersebut berkaitan dengan ucapan Rocky Gerung ke Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Tidak ada hubungan dengan dirinya.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Bagi dia, sepanjang hanya protes sebenarnya tidak apa-apa. Tetapi jika protes dibarengi dengan melakukan kekerasan fisik sudah lain persoalan.
“Bukan persoalan kena lehernya, sekarang kalau kena mata gimana?. (Seumpama) Kacamata saya pecah ketika saya lagi mendelik, tiba-tiba pecahan masuk mata. Saya kena di sini (menunjuk leher), kan dekat sekali,” kata Refly dikutip dari Tribun Jogja.
“Tapi ini pelajaran. Coba bayangkan kalau yang dilemparkan senjata tajam, ya kan. Untung cuma air mineral,” imbuhnya.
Rocky Gerung turut menanggapi jalannya diskusi kebangsaan tersebut yang diwarnai penolakan massa.
Menurut dia, diskusi bertema korupsi tersebut merupakan diskusi antara peserta dengan yang bukan peserta.
Ia menganggap semua berhak mengekpresikan dalam bentuk pikiran maupun demonstrasi. “Asalkan jangan pakai kekerasan. Tadi ada kekerasan, itu tidak bagus,” ujar Rocky.
Sebagaimana diketahui, sejumlah orang yang mengatasnamakan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) mendemo Rocky Gerung dan Refly Harun di Sleman .
Massa tersebut menolak kedatangan Rocky dan Refly Harun dalam acara diskusi kebangsaan bersama mahasiswa yang rencananya bakal digelar di Kopi Nuri, Condongcatur, Depok, Kabupaten Sleman, Jumat (8/9/2023).
“Seperti kemarin, kami (hari ini) menolak kedatangan (Rocky dan Refly) di acara di Jogja. Karena Jogja kota berbudaya, kami tidak mau diobok-obok acara seperti ini,” kata Fajar Yuda, mengatasnamakan massa dari PNIB.
Menurut dia, acara diskusi tetap diperbolehkan berlangsung tetapi tanpa kehadiran Rocky Gerung maupun Refly Harun .
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Sementara itu, Ketua Umum PC IMM BSKM, Muhammad Sulhan Fathoni mengatakan, diskusi kebangsaan yang digelar mahasiswa hanya untuk belajar.
Menurut dia, Ia bersama teman-temannya hanya ingin belajar dengan menghadirkan beberapa narasumber. Di antaranya Rocky Gerung , Refly Harun dan Saut Situmorang .
Menurut dia, ada tiga poin yang akan didiskusikan bersama para narasumber. Yaitu, mengenal korupsi sebagai akar permasalahan dari banyak masalah di semua sektor di Republik ini.
Kemudian mengenal bagaimana cara menangani korupsi dengan pendekatan-pendekatan baru salah satunya social cost untuk penindakan.
“Ketiga kita sudah secara moral ingin mengetahui bagaimana korupsi ini telah melanggar demokrasi, telah menghancurkan demokrasi yang ada di Indonesia dengan cara-cara korupsi-korupsi berjamaah dan kongsi-kongsi buruknya,” kata dia.
Sebagai mahasiswa, pihaknya mengaku sudah jengah dengan adanya kasus money politik, korupsi dan permasalahan lain di negeri ini.
“Kita sebagai mahasiswa sudah jengah, kita sudah tidak mau lagi mendengar ada kasus korupsi baru yang lama diselesaikan. Tugas kita sebagai mahasiswa belajar dan (diskusi) ini salah satu cara untuk kita belajar secara publik. Ini semua dilindungi undang-undang,” ujar dia. (*)