Viral, Kuliner Bacem Kelelawar di Jogjakarta Ditengah Wabah Virus Corona
BNews—GUNUNG KIDUL— Binatang kelelawar disebut para pakar dan peneliti sebagai sumber pembawa virus Corona tipe baru atau novel Coronavirus (2019-nCoV). Santernya isu yang beredar ternyata tidak mempengaruhi penjualan kuliner Bacem Kelelawar khas Gunung Kidul, Jogjakarta. Bahkan tetap laris manis diburu para penikmat kuliner ekstrem.
Salah satu penjaja kuliner Bacem Kelelawar, Sukarwanti, mengaku baru mengetahui bila virus Corona yang merebak di Tiongkok bersumber dari kelelawar. Namun dirinya bersyukur, kabar tersebut tidak membuat dagangannya menjadi sepi pembeli.
”Alhamdulillah, kabar itu (Corona dari kelelawar) tidak sampai mengganggu. Penjualan normal seperti biasa,” kata perempuan 62 tahun itu, Jumat (7/2)
Ia menjelaskan, dalam sehari dirinya mampu menjual puluhan ekor kelelawar. Namun, bila tangkapan kelelawar hidup yang diperoleh sedikit, ia hanya menjual tidak lebih dari sepuluh ekor. Maklum, para pemasok kelelawar itu harus bersusahpayah mencari di sekitaran tebing kawasan pantai selatan yang dikenal berbahaya.
”Jumlah dari pemasok setiap hari tidak pasti. Kadang banyak, kadang sedikit. Tapi berapapun jumlah kelelawar tetap saya beli,” kata pemilik warung di Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.
Ungkap dia, kelelawar yang dijualnya dalam kondisi matang sehingga aman dikonsumsi. Berbeda dengan di Tiongkok yang disinyalir cara mengkonsumsi binatang tersebut dimakan mentah.
Disinggung proses pembuatan, binatang yang aktif di malam hari itu dimasak pada suhu air tinggi. Codot dikuliti terlebih dahulu sehingga bersih dari bulu-bulu yang menempel. Sedang jeroan tidak dikeluarkan karena mengandung khasiat. Kemudian baru dicuci di air yang mengalir hingga bersih.
”Setelah itu direbus dengan bumbu bacem. Kalau sudah matang baru diberi lengo klentik (minyak kelapa). Digoreng juga bisa,” ungkapnya.
Baca Juga: Bayi 9 Bulan Ini Terinfeksi Virus Corona
Pembeli yang datang tidak hanya dari Gunung Kidul saja, tetapi ada juga dari Bantul, Kota Jogjakarta, Prambanan hingga Magelang. Bila dikonsumsi rutin, daging kelelawar diyakini memiliki khasiat yang bermanfaat untuk kesehatan hingga menyembuhkan beragam penyakit.
”Seperti asma, asam urat, gula, diabetes dan gatal-gatal,” jelasnya.
Satu porsi menu Bacem Kelelawar, ia banderol dengan harga bervariatif tergantung ukuran. Untuk kelelawar berukuran kecil atau codot dipatok Rp 7-8 ribu perekor dan Rp 15 ribu perekor untuk ukuran besar.
Salah seorang pelanggan Bacem Kelelawar asal Magelang, Kristian Subroto, mengaku kerap mampir ke warung milik Sukarwanti. Maklum, Subroto menderita penyakit asma sejak kecil.
Sejauh ini, dirinya tidak pernah mengalami gangguan kesehatan usai mengkonsumsi menu kelelawar yang disajikan Sukarwanti.
”Selama Kelelawar diproses secara higienis dan dimasak sampai matang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” pungkas Subroto. (han)