Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Relawan Medis Indonesia di Jalur Gaza Menyaksikan Kengerian Perang Israel-Palestina

BNews-NASIONAL– Relawan Indonesia di Jalur Gaza menghadapi situasi mencekam akibat serangan yang terus dilancarkan oleh Israel. Salah satu relawan, Fikri Rofiul Haq, menceritakan pengalamannya di tengah rentetan serangan tersebut.

Fikri Rofiul Haq, seorang warga Indonesia yang juga menjadi relawan dari organisasi kemanusiaan Indonesia Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Jalur Gaza, menjelaskan bahwa kehidupan sehari-hari di wilayah tersebut saat ini sangat sulit. Serangan Israel yang difokuskan terhadap rumah sakit membuatnya dan rekan-rekannya mengkhawatirkan kelangsungan hidup mereka.

Pada awal perang, mereka masih bisa mendapatkan beberapa bahan makanan dari sekitar rumah sakit, namun saat ini hal itu sudah tidak mungkin. Staf di Rumah Sakit Indonesia, tempat Fikri bertugas, hanya mendapat makan sekali sehari saat makan siang yang disediakan oleh Rumah Sakit Al-Shifa yang berdekatan. Untuk sarapan dan makan malam, mereka harus puas dengan biskuit atau kurma.

Kondisi Rumah Sakit Indonesia, Rumah Sakit Al-Shifa, dan rumah sakit lain di Gaza semakin memburuk. Direktur Rumah Sakit Indonesia, Atef al-Kahlot, mengatakan bahwa fasilitas mereka hanya beroperasi dengan kapasitas 30-40 persen dan berharap dunia bisa memberikan bantuan.

Sebelum perang, persediaan makanan di Rumah Sakit Indonesia biasanya didapatkan dari sekitar wilayah sekitar. Namun, setelah blokade total dan serangan Israel terhadap Gaza, relawan MER-C tidak bisa keluar mencari kebutuhan di kendaraan sipil seperti sebelumnya. Kini, pertempuran sudah terlalu dekat dengan rumah sakit sehingga menjadi sangat berbahaya untuk keluar rumah.

Fikri melaporkan bahwa perjalanan dua minggu yang lalu untuk mendapatkan pasokan medis bagi rumah sakit sangat mengguncang dirinya. Ia dan rekan-rekannya hanya berjarak 20 menit dari rumah sakit ketika bom mulai jatuh menyebabkan ketakutan akan kematian. Mereka berhasil menemukan beberapa perlengkapan medis dan membagikan paket makanan kepada staf medis.

Namun, setelah beberapa serangan peluru dan rudal Israel yang hampir merusak rumah sakit, mereka memilih; untuk tinggal di halaman rumah sakit dan tidur di ruang dokter untuk menjaga keselamatan diri. Meskipun traumatik, mereka merasa relatif aman di dalam rumah sakit karena belum menjadi target serangan langsung dari militer Israel. Namun, daerah di sekitar rumah sakit terus-menerus mendapat serangan bom.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Dalam seminggu terakhir, serangan Israel semakin intensif di sekitar Rumah Sakit Indonesia dan rumah sakit lain di Jalur Gaza. Tank-tank Israel mendekat dan mengurung fasilitas medis tempat ribuan pengungsi Palestina mencari perlindungan. Lebih dari 11.000 orang telah tewas di wilayah tersebut.

Fikri dan para relawan lainnya mengungkapkan bahwa mereka harus bersembunyi di ruang bawah tanah rumah sakit saat serangan berlangsung. Jadwal kerja mereka bervariasi, tergantung pada kebutuhan yang mendesak dari staf dan pasien.

MER-C, organisasi yang berhasil membangun Rumah Sakit Indonesia pada tahun 2016, saat ini berperan dalam mendokumentasikan; orang sakit dan terluka yang datang ke rumah sakit serta mengawasi serangan di sekitar fasilitas tersebut.

Selain itu, mereka juga membantu dalam pelayanan medis, terutama saat kondisi semakin memburuk dan rumah sakit overload; dengan pasien dari daerah sekitar.

Meskipun pemerintah Indonesia telah berusaha mengevakuasi warganya dari Gaza, Fikri bersama dua relawan MER-C lainnya; memilih untuk tetap tinggal dan membantu di Jalur Gaza.

Mereka sangat mengapresiasi bantuan evakuasi yang diberikan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia, namun demi; membantu warga Gaza mendapatkan bahan bakar, makanan, obat-obatan, serta memberikan perawatan di Rumah Sakit Indonesia, mereka memilih untuk bertahan.

Fikri dan rekan-rekannya berharap dapat terus memberikan bantuan kepada warga Gaza dan menjalankan; tugas kemanusiaan mereka di tengah situasi yang penuh ketidakpastian tersebut. (*/cnbc)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!